Jumat, 28 Maret 2014

Panglima



*Siti Rukiyati


Pagi ini kau berkelakar tentang kami yang tak segera mendewasa. Tentang kaos kaki, tong sampah, dan juga deretan angka. Suaramu masih kurekam jelas dalam ingatan, kendati tujuh hari telah berlalu. Kami pendengar setia nyanyian pagi, meski telinga kami terowongan. Mata kami yang menatap layar lebih asyik berselancar di beranda. Atau bisik kami yang lebih mirip arisan. Dan kau selalu mengerti.

Baru saja kau rebah di kursi depan membuka kitab kealpaan. Jangan tanya kenapa? Sebab kau adalah panglima penagih janji pasukan.  Siapa, kenapa, dimana, bagaimana?     Kau bagai sirine dalam kesesatan. Lampu merah di perempatan kenakalan. Kau tunjukkan dimana kami harus lurus . Dimana kami harus berbelok. Bagaimana menghindar dari jalan berlubang, menyingsing seragam di keruh air hujan.
Kedisiplinan, kecerewetan, segala protes kami yang berhamburan. Script, Php-mysql, examp, html, error. Hah, bahkan wajahmu menjelma jadi alarm tugas-tugas kami. Cambuk menidurkan malas.


Tak banyak yang bisa membakar semangat kami layaknya engkau, mengobrak-abrik kemalasan, menyulap kebodohan. Kami hanya kerikil tajam yang sering menganggu tapak niat baikmu. Kerikil tajam yang ingin berubah namun sulit dirubah.
Maafkan kami pasukan yang belum utuh. Tapi kami berjanji pulang membawa kisah medan kehidupan dengan selamat dan tak sesat. Untukmu wahai panglimaku.

*Siti Rukiyati, guru multimedia honorer SMKN 1 Jatirejo.






2 komentar: