Jumat, 28 Maret 2014

Tanah Surga "Katanya"




Bukan lautan hanya kolam susu 'katanya'
Tapi kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kail dan jala cukup menghidupimu 'katanya'
Tapi kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui 'katanya'
Tapi kenapa ayahku tertiup angin ke malaysia
Ikan dan udang menghampiri dirimu 'katanya'
Tapi kata kakek awas ada udang di balik batu
Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat dan batu jadi tanaman 'katanya'
Tapi kata dokter intel belum semua rakyatnya sejahtera
Banyak pejabat yang menjual batu dan kayu untuk membuat surganya sendiri.

Salman, film tanah surga katanya

Seisi ruangan ini bersorai sorai, layar besar berwarna putih tak henti-henti membuat kami tersenyum lebar. Kami mengibarkan bendera, menarik sal yang kami pakai kemudian mengayun-ayunkan.  Warna kuning tanda kebesaran tampak mengisi seisi ruangan. Tiba-tiba hape di sakuku  berdering. Aku bergegas keluar dari kerumunan orang-orang di dalam. Ternyata si sulung yang menelpon. Setelah salam , kuluapkan apa yang terjadi disini. Dengan berapi-api kuceritakan padanya bahwa tim kami menang. Aku bilang padanya tak perlu berkecil hati. Kalah dan menang dalam pertandingan adalah hal yang wajar. Si sulung tak menanggapi ceritaku samasekali. Sesaat suaranya yang serak meluncur mengabarkan bahwa Ayah telah meninggal.  Dan aku disini baru saja merayakan kemenangan tim negeri jiran. Allah!

“Apapun yang terjadi jangan sampai kehilangan cintamu pada negeri”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar