Bukan
lautan hanya kolam susu 'katanya'
Tapi
kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kail dan
jala cukup menghidupimu 'katanya'
Tapi
kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada
badai tiada topan kau temui 'katanya'
Tapi
kenapa ayahku tertiup angin ke malaysia
Ikan dan
udang menghampiri dirimu 'katanya'
Tapi
kata kakek awas ada udang di balik batu
Orang
bilang tanah kita tanah surga
Tongkat
dan batu jadi tanaman 'katanya'
Tapi
kata dokter intel belum semua rakyatnya sejahtera
Banyak
pejabat yang menjual batu dan kayu untuk membuat surganya sendiri.
Salman, film tanah
surga katanya
Seisi
ruangan ini bersorai sorai, layar besar berwarna putih tak henti-henti membuat
kami tersenyum lebar. Kami mengibarkan bendera, menarik sal yang kami pakai
kemudian mengayun-ayunkan. Warna kuning
tanda kebesaran tampak mengisi seisi ruangan. Tiba-tiba hape di sakuku berdering. Aku bergegas keluar dari kerumunan
orang-orang di dalam. Ternyata si sulung yang menelpon. Setelah salam , kuluapkan
apa yang terjadi disini. Dengan berapi-api kuceritakan padanya bahwa tim kami
menang. Aku bilang padanya tak perlu berkecil hati. Kalah dan menang dalam
pertandingan adalah hal yang wajar. Si sulung tak menanggapi ceritaku
samasekali. Sesaat suaranya yang serak meluncur mengabarkan bahwa Ayah telah
meninggal. Dan aku disini baru saja
merayakan kemenangan tim negeri jiran. Allah!
“Apapun yang terjadi jangan
sampai kehilangan cintamu pada negeri”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar