Kami ini sepasang kaki. Kami mengayuh tungkai sepeda. Kiri dan kanan bergantian, sesekali berjeda. Semakin laju sepeda kami semakin
kami tak tahu ke mana kami menuju. Kami hanya sepasang kaki, bukan pemegang
kendali. yang kami tahu hanya membuat sepeda kami lancar meluncur maju. Kadang
kami membawa penumpang, sebongkah pantat, sekarung kentang, atau bebek calon
santapan yang di dapatkan di dalam keranjang. Kalau kami boleh memilih, kami
lebih suka membawa telur. Kami bahagia membayangkan telur itu kelak menetas
menjadi ayam yang kelak bertelur pula. sekenario lingkar kehidupan. Kami
tak bahagia membayangkan telur itu busuk atau punah di piring sarapan manusia. Tapi kami tidak bisa terlalu memilih. Kami ini sepasang kaki. Kami mengayuh
tungkai sepeda. Mengayuh saja*
*AZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar