Rabu, 13 Januari 2016

Kepala 2: Menatap Moment Penting dalam Hidup



            Pertambahan umur setiap tahun adalah moment yang paling membahagiakan bagi siapapun. Pertambahan umur dimaknai sebagai karunia Tuhan dimana sebagai hamba-Nya masih diberi kesempatan untuk menghirup oksigen, masih diberi izin dalam mengukir kebaikan, pun menambah timbangan ibadah. Namun disisi lain pertambahan umur juga adalah musibah bagi mereka yang tak mampu taat pada-Nya, melanggar perintah Sang Khalik, menambah dosa dst. Ya, hidup bagai dua sisi mata pisau. Kembali kepada setiap pribadi bagaimana mengunakannya.

            Adakalanya 20 tahun adalah anugerah bagi saya. Bagaimana tidak? 20 tahun Allah telah melimpahkan nikmatnya pada hamba kecil ini. Hamba yang dholim masih terus diberi nafas secara gratis, hamba yang dhoif  yang masih sering berkubang pada larangannya masih diizinkan memanfaatkan segala ciptaan-Nya di dunia fana ini. Pada kedua orangtua terlebih, membesarkan dan merawat anak kecil nan cerewet. Dari yang menangis saat kecil ketika membutuhkan apapun dan sekarang pun masih sering menangis dan mengeluh betapa kerasnya hidup dewasa ini, dari yang merepotkan saat kecil karena belum mampu melakukan apapun hingga sekarang masih sama. 20  tahun bukanlah waktu singkat bagi seorang Bapak untuk banting tulang membesarkan putrinya. Dari membeli susu dan bubur hingga membiayai kuliah seperti sekarang, pun bagi seorang ibu 20 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengubah anak kecil nangisan menjadi perempuan seperti sekarang. Ah, bapak Ibuk  pertambahan usia tak ubahnya seremonial. Esensinya tetaplah aku beban bagimu.
            Bapak Ibu telah seperlima dasawarsa kau besarkan aku. Tibalah menatap masa depan, Pada kepala 2 ini moment-moment penting hidup akan terjadi. Pendidikan, Cita-cita, Keluarga semua akan bermuara. Jika sejatinya setiap tujuan hidup seorang anak adalah membahagiakan orangtua mereka. Semua ini adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Maka hendaklah kalian maklum terhadap apa-apa yang terjadi sekarang. Sesuatu sedang anakmu persiapkan. Percayalah Pak Buk!

Masih dalam Perantauan, 14 Januari 01.03 AM    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar