Yang hampir menjerumuskan masa depan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
25 November diperingati sebagai Hari Guru, Hari Guru Nasional diperingati bersamaan dengan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, namun dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah, pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Jauh sebelum Indonesia merdeka, para pendiri bangsa telah merintis berdirinya sebuah lembaga kependidikan. Ki Hajar Dewantara melalui Taman Siswa-nya telah banyak berbuat bagi cikal bakal pendidikan Indonesia. Dengan membawa semboyan-nya Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani." (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Taman Siswa. Kini setelah 68 tahun Indonesia merdeka, banyak anak bangsa yang memilih guru sebagai profesi untuk mengabdikan diri pada negara. Seiring berjalannya waktu jumlah guru di Indonesia semakin meningkat. Kini Guru tidak lagi dipandang sebagi profesi yang tidak menyejahterakan, seperti julukan sebelumnya sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Pemerintah telah banyak melakukan program untuk kesejahteraan guru, melalui tunjangan dan sertifikasi.
Namun hal itu tidak dibarengi dengan pemerataan jumlah guru di wilayah Indonesia, kebanyakan para guru masih terkonsentarasi pada daerah perkotaan dan beberapa kota besar. Daerah pedalaman dan perbatasan masih sangat sulit untuk terjamah pendidikan. Padahal sebagai anak bangsa harusnya mendapat perlakuan yang sama khususnya dalam hal Pendidikan.
Itulah yang mengundang keprihatinan Annis Baswedan, tokoh intelek muda untuk mendirikan program Indonesia Mengajar. Program yang didirikan sejak tahun 2010 ini, bertujuan untuk mengisi kekurangan guru sekolah dasar khususnya di daerah terpencil. Dengan mengirimkan lulusan terbaik PT di Indonesia yang telah dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja sebagai guru (atau disebut pengajar-muda) selama 1 tahun. Selama periode berikutnya, IM akan terus mengirim secara bergantian di sekolah yang sama atau berganti yang lain sesuai penilaian dan kesepakatan dengan pemerintah. PT di Indonesia yang telah dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja sebagai guru (atau disebut pengajar-muda) selama 1 tahun. Selama periode berikutnya, IM akan terus mengirim secara bergantian di sekolah yang sama atau berganti yang lain sesuai penilaian dan kesepakatan dengan pemerintah.
Apa yang tengah dibangun oleh Indonesia Mengajar adalah dalam rangka turut menyiapkan kader muda untuk terjun langsung ke daerah terpencil menjadi tenaga pengajar, membantu sekolah-sekolah dasar yang mungkin memiliki kendala jumlah pengajar. Tidak berlebihan jika Gerakan Indonesia Mengajar ini dianggap sebagai terobosan kreatif dalam upaya bersama menyelesaikan masalah-masalah bangsa terutama dalam bidang pendidikan.
Semoga ke depan dengan dukungan berbagai pihak termasuk dunia usaha, kita harus optimis bahwa dalam 5 tahun ke depan Gerakan Indonesia Mengajar dapat mengirimkan tenaga Pengajar Muda yang jumlahnya lebih banyak. Upaya kolektif ini pada akhirnya diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Semoga dengan peringatan Hari Guru Nasional 2013, Indonesia semakin banyak memiliki tenaga pengajar yang kreatif dan inspiratif. Tak lupa dengan pemerataan guru di seluruh wilayah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar