Tak ada yang menarik malam ini,
rintikan hujan yang peragu dan juga tetesan yang membasahi buku-buku di kamar
bagai nada-nada yang mengalun pemecah
kesunyian. Tinggalah jari-jari yang menari-nari di atasnya. Hanya sependar cahaya yang tersisa di ruang ini. Dengan Ibu yang terlebih dulu
berbaring sambil terus menarik selimutnya, tak lupa adik yang membungkus
badannya rapat-rapat bagai tokoh kartun serial negeri Sakura. Ah, tak ubahnya
mengulang malam sebelumnya memang. Saya yang terbiasa tidur setelah semua
penghuni rumah terlelap, harus bertemu
sepi lagi, kemudian menjadikannya teman di penghujung malam entah sampai
kapan? Biarpun hari esok adalah money day ( Monday), tetapi saya malah
memilih insomnia menikmati malam sunyi. Memikirkan hal yang seharusnya tidak
lagi dipikirkan, karena tak memiliki hak lagi. Bagaimana bisa saya katakan
demikian?
Ya karena memang saya sudah menjadi orang lain seperti
sebelum-sebelumnya saat sebelum kami bertemu. Datang dengan membawa harapan dan
penuh keyakinan, kemudian sempat tidak di respon dan akhirnya sienya berubah
pikiran. Maka dimulailah cerita-cerita yang membumbui kehidupan keduanya. Drama
dimulai, seseorang yang lugu, romantis dan polos dengan jujurnya berceloteh
menceritakan tentang latarbelakang kehidupannya, kemudian kejujuran dari yang
lain bersambut. Maka samalah mereka, persamaan nasib telah membawa mereka pada
sebuah babak baru, dimana teman lebih dari teman, dan dari sekedar teman
berkeluh kesah kemudian lebih dari itu. Biarpun jarak terbentang dari keduanya,
sama sekali tak ada yang peduli. Ya begitulah bukan hanya sekedar jarak, cultur, lingkungan dan yang lain-lain
tak lagi dipedulikan. Bukan cinta namanya jika masih membutuhkan alasan katamu?
Lilin memang padam setelah
kedatangan gerimis bulan ini. Tak ada yang bisa dilakukan, selain menunggu
gerimis berakhir kemudian kita menyalakan lilin kembali. Menyalakan lilin
kembali? Hey ini hati bukan terminal? Harusnya kau tahu dan lebih mengerti. Benar
katamu harusnya kita memang saling mengerti dan memahami tidak lebih. Memahami
ketika malam-malam sunyi harus terlewati tanpa ada kabar, memahami ketika
miskin komunikasi, memahami ketika gersang perhatian. Mengerti ketika ada yang
ingin pergi dan mengerti jika ada yang ingin kembali pula. Lantas bukankah
masih akan teramat sulit setelah ini? Karena gerimis november telah menjelma
menjadi hujan di dalamnya.
November yang lalu, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar