Sabtu, 22 Februari 2014

Belajar dari Projek UKK

                Izinkan untuk beberapa minggu ini saya acuh. Memikirkan diri saya sendiri. Biarlah dianggap egois. Sungguh saya tidak peduli. Tugas akhir yang mengejar, waktu yang mulai berjalan terus. UKK memang benar-benar menyita, waktu, uang dan banyak lagi. Bahkan saya sudah seminggu tidak memikirkan pelajaran adaptif normatif. Jika dihitung mungkin sekitar 80% otakku berisi dengan projek UKK. 

                Pengambilan gambar, editing, finishing semuanya saya membutuhkan orang lain. Mulai dari pengambilan gambar : 2 minggu berturut-turut saya setengah hari saya berada di rumah teman saya. Saya tau saya begitu merepotkan.
Tempat, Teman2  yang jadi model. Belum lagi cuaca yang tidak bersahabat. Sempat di warnai insiden juga. Saya yang sudah jauh2 pergi ke rumah salah satu teman ternyata sesampai sana teman yang  saya jadikan model belum datang dan bilang pada salah satu teman yang lain jika tidak bisa datang tapi tidak berani bilang pada saya.  Jika ada yang bilang menangislah saat hujan agar orang lain tidak tau jika kau menangis itu sungguh benar. Sepanjang perjalanan pulang saya menangis, menyaksikan teman saya sendiri begitu. Terlalu cengeng saya memang.  Ah, emosi yang tidak stabil. Tapi saya tidak mau berlarut-larut dengan kejadian tsb.

                Setelah beberapa hari disibukkan dengan projek, hari ini adalah hari ketiga. Dimana kita harus memprentasikan projek kami tsb. Delapan puluh anak dibagi menjadi dua hari. Dan sialnya saya dapat hari kedua. Karna tidak ada kepastian jadilah saya di hari pertama tidak ngapa-ngpain. Hanya menunggu nama saya dipanggil. Hampir satu hari full. Duduk di depan lab, sesekali mengintip teman yang sedang presentasi. Menjelang maghrib saya belum dipanggil juga dan bisa dipastikan saya presentasi di hari kedua.
***

                Pukul 14.48(kalau tidak salah) nama saya dipanggil. Mulailah saya membuka pintu lab, saya ucapkan salam. Saya mengambil mike di atas meja. Dan mulai menata tatapan mata saya. Biarpun sudah sering tampil di depan. Tapi UKK memang sedikit berbeda auranya, entah. Padahal jika dipikir2 sebenarnya sama dengan presentasi biasa di kelas. Hanya saja sempat diwarnai insiden kecil. Hehe, tangan saya selalu basah. Waktu mengambil dvd agak lama, listriknya maunya nempel terus. Beberapa masukan saya terima, saya pun menerimanya dengan lapang. Maklum belum profesional dalam hal pengambilan gambar. Setelah berjabat tangan dengan penguji dan beberapa guru saya melangkahkan kaki keluar. Sekitar sebelas menitan saya berada di dalam.
***

                Hari ini adalah pengumuman nilai, huh. Kurang memuaskan dan harus revisi dahulu jika mau mendapat layak kkm.  Seseorang yang aku bantu mendapat nilai diatasku. Huh, kecewa sih. Tapi ya sudahlah rezeki memang sudah di atur masing2. Semoga nilai setelah revisi lebih baik. Ayolah belajar ikhlas, seperti pesan projek UKK ini : Keikhlasan akan mendapat balasan.
Keep calm and be strong 


Belajar dari Projek UKK, Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar