Selasa, 11 Februari 2014

Selasa Kedua di Februari

Hari selasa adalah salah satu hari favorit saya. Tentu, di hari itu ada guru favorit saya. Siapa lagi kalau bukan Pak Guru yang bergelar SS itu. Iya sejak lama saya ngefans sama beliau, gara-gara puisi ini :) . Semuanya saya suka cara megajar, pembawaan, gaya bahasa dan sudah tentu penampilannya yang sok abg itu lho.

Well, tetapi nomor satu tetap pada bidangnya, sastra. Saya suka sekali. Orang sastra selalu mengagumkan bagi saya. Seperti beliau ketika ia membaca puisi, membaca soal, bahkan  ketika pidato saat upacara hari senin membuat orang yang mendengar betah berlama-lama(padahal biasanya keburu bubar).

Saya ikut jatuh cinta pada bidang beliau, haha biarpun merasa terlambat. Bukankah better late than never. Oh iya hari ini beliau bikin acara baru. Menyampaikan materi disambil permainan. Duh 35 soal dikerjakan dengan berlari-lari. Tentu masih dalam lingkup ruang kelas. Seru, kita disuruh berebut kursi setiap soalnya. Sebelumnya kursi telah disusun melingkar. Yang tidak kebagian dialah yang kebagian menjawab soal. Selanjunya terus bergilir. Aduh ada beberapa yang tidak dapat kursi lebih dari 2 kali. Kami yang kebagian kursi selalu terpingkal-pingkal menertawakan teman yang tidak kebagian. Belum lagi dengan Miss Aida Ting-ting yang jadi bulan-bulanan membaca soal. Rasanya capek, fisik dan pikiran berapacu terus.



Untungnya saya tidak kena hukuman hari ini, dan diakhir saya sempat berbincang pada beliau tentang salah satu penyair. Aduh ternyata saya terlambat mengetahui. Iya salah satu juri dalam lomba puisi tahun kemarin. Saya  baru menyadari keberadaannya ketika ada soal puisi dan itu karyanya di pelajaran barusan. Ya Tuhan kemana saja saya selama ini. Sudah jelas-jelas namanya terpampang di cover antologi. Dan aku belum mengetahuinya. Keterlaluan.

But over all, pelajaran bahasa hari ini mengasyikkan tidak terasa empat jam berlalu dan bel istirahat sudah berbunyi. Pelajaran pn ditutup bersama perbincangan saya dengan beliau yang belum selesai.

Setelah istirahat, ternyata Pak Arif alis Papi Matematika tidak masuk kelas. Kemudian dua jam terakhir juga bernasib sama. Empat jam kosong, ya beginilah nganggur di kelas mendengarkan mulut-mulut terus berbincang. Huh...

Tiba-tiba seorang teman memanggil saya dan mengabarkan nilai try out. Try out pertama yang minim persiapan, pikiran masih terbagi dengan ujian kejuruan. Biarpun sudah belajar sudahlah aku pasrah dengan hasilnya. Ternyata saya LULUS, dengan nilai yang tidak lebih tidak kurang. Iya nilai sama dengan batas angka kelulusan. Hah, memalukan tapi patut disyukuri. Dari total keseluruhan yang kelas tiga ternyata tidak lebih dari 10 yang lulus. Dan saya ada di 10 itu. Hehe, semoga di try out selanjutnya bisa lebih berjaya. Sampai jumpa :)
 



Goresan pena yang sedikit mengundang tawa di bangku saya, ini saya temui ketika try out hari kedua seminggu yang lalu. Entahlah iseng atau sengaja. Tak tahu siapa pelakunya, apa mungkin ada pengagum rahasia ? Hoho :O





Tidak ada komentar:

Posting Komentar