Beberapa minggu ini kami (MABA) khususnya direbetkan dengan KIPEM. Ada yang tau tentang KIPEM? Yang mahasiswa UNAIR pasti gak asing. Ya iyalah secara beberapa hari digegerkan dengan kejadian ini (lebay). Oke untuk yang belum tau kipem disini kita akan membahasnya. KIPEM yaitu Kartu Identitas Penduduk Musiman khususnya bagi para pendatang di Surabaya. Sekedar opini, seharusnya petugas juga mengerti jika kami ini mahasiswa yang datang dari berbagai daerah tak terkecuali dari luar Pulau Jawa. Jika beberapa malam telah mengadakan razia apa ya tidak kasihan dengan kami. Toh tujuan awal kita kesini ya mencari ilmu, bukan yang lain. Dengan razia yang dilakukan beberapa hari di kawasan tertentu semustinya peraturan ini ditinjau kembali. Untuk mengurus kipem kami musti minta surat keterangan dari kemahasiswaan, kemudian surat pengantar dari desa asal. Iya kalo mahasiswanya cuma asal dari Surabaya aja, seharipun bisa selesai. Lah wong ini dari penjuru negeri hingga luar negeri. Belum lagi menata kehidupan kami di surabaya, kami musti pulang kampung untuk mengurus surat ini. Beberapa mahasiswa bahkan ada yang tidur di kampus untuk menghindari razia ini. Ah, semogalah tahun depan tak ada begini-beginian.
*sebagian dari ekspresi mahasiswa luar kota, perpus 9 September 2014
Selasa, 09 September 2014
A M E R T A
Ribuan calon mahasiswa berpakaian putih-putih
berbanjar menunggu antrian untuk absen. Ruangan ACC penuh dengan pasukan putih.
Kami menyanyikan lagu wajib, mars dan juga hyme. Hari itulah kami dikukuhkan
sebagai mahasiswa. Malamnya kami berada di Pinlab untuk persiapan Pra Bradanaya(Titin,
Rani, Winda, Ayu)
20 Agustus
PPKMB kami hari pertama berpakaian putih hitam
bertempat di fakultas vokasi. Beberapa dosen memberi materi. Salah satu dosen
“anoyying” membuat beberapa mahasiswa tidur di dalam kelas Menjelang maghrib
kami bergerombol untuk persiapan Bradanaya hari pertama di Pinlab. Selanjutnya
kami menuju kos Dani hingga pukul 21.00. Sebelum menuju rumah mampir di warung
nasi goreng depan gang.
"Ciyee yang dapat tamu spesial :)"
21 Agustus
Pra Bradanaya siang itu kami bertemu langsung dengan
MbahKung Sudjiwotedjo sebagai pembicara di Fakultas. Hari itu kami pulang pukul
23.30 karena mengerjakan perlengkapan Bradanaya hari pertama.
Rabu, 23 April 2014
Hachiko!
Kau
ingin belajar tentang kesetiaan? Romeo dan Juliet, artis-artis holywood. Tentu
tidak kan? Romeo dan Juliet bukanlah kesetiaan tapi kekonyolan yang dibutakan
oleh cinta. Artis-artis holywood tidak jarang mereka bolak-balik masuk kantor
pengadilan perceraian. Hey tak usah jauh-jauh kau belajar tentang itu. Lihatlah
Hackiko! Ya anjing yang ditemukan di stasiun kereta oleh profesor. Kemudian
dirawat dan dibesarkan. Setiap sore ia selalu menunggu profesor di stasiun dan
pulang bersama. Bertahun-tahun keduanya bersama. Anjing jenis akita yang
dikenal sangat setia pada tuannya. Hingga sang majikan meninggal ia tetap
menunggu kepulangan majikan setiap sore. Bahkan hingga sepuluh tahun setelah
kematian majikan ia masih menunggu. Ah, marilah belajar darinya!
3 April 2014
Jumat, 28 Maret 2014
Tanah Surga "Katanya"
Bukan
lautan hanya kolam susu 'katanya'
Tapi
kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kail dan
jala cukup menghidupimu 'katanya'
Tapi
kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada
badai tiada topan kau temui 'katanya'
Tapi
kenapa ayahku tertiup angin ke malaysia
Ikan dan
udang menghampiri dirimu 'katanya'
Tapi
kata kakek awas ada udang di balik batu
Orang
bilang tanah kita tanah surga
Panglima
*Siti Rukiyati
Pagi ini kau berkelakar
tentang kami yang tak segera mendewasa. Tentang kaos kaki, tong sampah, dan
juga deretan angka. Suaramu masih kurekam jelas dalam ingatan, kendati tujuh
hari telah berlalu. Kami pendengar setia nyanyian pagi, meski telinga kami terowongan. Mata kami yang menatap layar
lebih asyik berselancar di beranda. Atau bisik kami yang lebih mirip arisan.
Dan kau selalu mengerti.
Baru saja kau rebah di kursi
depan membuka kitab kealpaan. Jangan
tanya kenapa? Sebab kau adalah panglima penagih janji pasukan. Siapa, kenapa, dimana, bagaimana? Kau bagai sirine dalam kesesatan. Lampu
merah di perempatan kenakalan. Kau tunjukkan dimana kami harus lurus . Dimana
kami harus berbelok. Bagaimana menghindar dari jalan berlubang, menyingsing seragam
di keruh air hujan.
Kedisiplinan,
kecerewetan, segala protes kami yang berhamburan. Script, Php-mysql, examp, html, error. Hah, bahkan wajahmu menjelma
jadi alarm tugas-tugas kami. Cambuk menidurkan malas.
Sabtu, 22 Februari 2014
Pesan Mas Pram
"Hidup ini singkat, kita fana. Maka aku akan mencatatnya agar kelak abadi di kemudian hari".
Pramoedya Anantatoer
Pramoedya Anantatoer
Belajar dari Projek UKK
Izinkan untuk beberapa minggu ini saya acuh. Memikirkan diri
saya sendiri. Biarlah dianggap egois. Sungguh saya tidak peduli. Tugas akhir
yang mengejar, waktu yang mulai berjalan terus. UKK memang benar-benar menyita,
waktu, uang dan banyak lagi. Bahkan saya sudah seminggu tidak memikirkan
pelajaran adaptif normatif. Jika dihitung mungkin sekitar 80% otakku berisi
dengan projek UKK.
Pengambilan
gambar, editing, finishing semuanya saya membutuhkan orang lain. Mulai dari
pengambilan gambar : 2 minggu berturut-turut saya setengah hari saya berada di
rumah teman saya. Saya tau saya begitu merepotkan.
Headline
Pagi datang dengan segala kesibukan
memanggil-manggil
Sayup-sayup suara televisi mengiringi
sarapan pagi, segala macam santapan yang berembel-embel morning banyak
menghiasi layar kaca.
Pagi-pagi begini Nazaruddin masih melanjutkan drama hambalangnya hari kemarin
Bersama Angelina Sondakh yang terjungkal-jungkal karena ikut masuk pusaran
Sang
menteri
juga menyusul adiknya duduk di kursi pesakitan
Ah, keterlaluan mereka pagi-pagi begini sudah
jadi santapan dan mencemaskan banyak orang
Bahkan sebelum otakku terisi oleh
Pendidikan Kewarganegaraan di jam pertama
Siapa peduli? Aku tak punya banyak waktu
untuk melihat drama skenario ini
Selasa, 11 Februari 2014
Selasa Kedua di Februari
Hari selasa adalah salah satu hari favorit saya. Tentu, di hari itu ada guru favorit saya. Siapa lagi kalau bukan Pak Guru yang bergelar SS itu. Iya sejak lama saya ngefans sama beliau, gara-gara puisi ini :) . Semuanya saya suka cara megajar, pembawaan, gaya bahasa dan sudah tentu penampilannya yang sok abg itu lho.
Well, tetapi nomor satu tetap pada bidangnya, sastra. Saya suka sekali. Orang sastra selalu mengagumkan bagi saya. Seperti beliau ketika ia membaca puisi, membaca soal, bahkan ketika pidato saat upacara hari senin membuat orang yang mendengar betah berlama-lama(padahal biasanya keburu bubar).
Saya ikut jatuh cinta pada bidang beliau, haha biarpun merasa terlambat. Bukankah better late than never. Oh iya hari ini beliau bikin acara baru. Menyampaikan materi disambil permainan. Duh 35 soal dikerjakan dengan berlari-lari. Tentu masih dalam lingkup ruang kelas. Seru, kita disuruh berebut kursi setiap soalnya. Sebelumnya kursi telah disusun melingkar. Yang tidak kebagian dialah yang kebagian menjawab soal. Selanjunya terus bergilir. Aduh ada beberapa yang tidak dapat kursi lebih dari 2 kali. Kami yang kebagian kursi selalu terpingkal-pingkal menertawakan teman yang tidak kebagian. Belum lagi dengan Miss Aida Ting-ting yang jadi bulan-bulanan membaca soal. Rasanya capek, fisik dan pikiran berapacu terus.
Well, tetapi nomor satu tetap pada bidangnya, sastra. Saya suka sekali. Orang sastra selalu mengagumkan bagi saya. Seperti beliau ketika ia membaca puisi, membaca soal, bahkan ketika pidato saat upacara hari senin membuat orang yang mendengar betah berlama-lama(padahal biasanya keburu bubar).
Saya ikut jatuh cinta pada bidang beliau, haha biarpun merasa terlambat. Bukankah better late than never. Oh iya hari ini beliau bikin acara baru. Menyampaikan materi disambil permainan. Duh 35 soal dikerjakan dengan berlari-lari. Tentu masih dalam lingkup ruang kelas. Seru, kita disuruh berebut kursi setiap soalnya. Sebelumnya kursi telah disusun melingkar. Yang tidak kebagian dialah yang kebagian menjawab soal. Selanjunya terus bergilir. Aduh ada beberapa yang tidak dapat kursi lebih dari 2 kali. Kami yang kebagian kursi selalu terpingkal-pingkal menertawakan teman yang tidak kebagian. Belum lagi dengan Miss Aida Ting-ting yang jadi bulan-bulanan membaca soal. Rasanya capek, fisik dan pikiran berapacu terus.
Minggu, 02 Februari 2014
Catatan 2 Februari
Disela-sela kesibukan menghadapi ujian di bulan ini, saya dituntut tetap fokus dan jaga kesehatan. Hari ini adalah pengambilan gambar kedua setelah yang pertama dirasa kurang maksimal. Kami ber-enam mengambil setting dirumah salah seorang teman kami sendiri. Ini atas usul teman-teman karena lebih cocok dengan ceritanya. Perjalanan lumayan jauh harus kami tempuh, jalanan menanjak. Cuaca juga yang tidak bersahabat menjadi pelengkap. Rumah temanku ini memang terletak di sekitar dataran tinggi, sesampai disana udara sangat dingin, namun sepanjang perjalanan mata tak henti-hentinya dimanjakan dengan hamparan padi yang menghijau. Gemericik air di sebelah kanan kiri jalan menambah keasrian. Ini adalah pertama kalinya aku ke rumah temanku tsb(maklum).
Sesampai disana kami harus menunggu beberapa saat,temanku masih tidur. Ya Tuhan ini jam berapa sudah? Mungkin terbawa suasana dingin jadi pengen tidur terus dianya. Perasaanku biasa saja ketika memasuki rumah ini, dan aku coba memperkirakan dimana posisi aku ambil gambar sambil nunggu temanku keluar dari kamarnya. Bapaknya sudah terlebih dahulu mempersilahkan. Ketika memasuki kamar(lokasi syuting) aku lumayan terkejut. Melihat seprei yang tidak tertata, beberapa baju yan berserakan dan masih banyak lagi. Huh, apa memang begini kamar seorang cowok? Kebetulan aku punya kakak keponakan tidak juga. Kemudian aku menyimpulkan.
Sesampai disana kami harus menunggu beberapa saat,
Kamis, 23 Januari 2014
Aku Ada Disana
Jam
menunjukkan pukul 16.00 WIB, kami pun bergegas mengakhiri tugas kami hari ini.
Ini yang ditunggu memang. Akhirnya kami bisa melangkahkan kaki keluar dari
tempat ini, yang berarti praktek kami sudah berkurang satu hari. Ada yang
berbeda hari ini : Kami yang tidak biasa pulang berempat, kali ini berjajar
seperti girl band dipinggir jalan, berjalan sambil sesekali bercanda, kemudian
beberapa kendaraan yang membunyikan klaksonnya karena kami berjalan terlalu ke
tengah. Padahal jelas-jelas arah untuk pulang berbeda. Tidak biasanya juga
sepedah yang biasa aku dan temanku naikki parkir diluar tempat praktek.
Entahlah, teman-teman hari ini sedikit lain memang.
Jumat, 10 Januari 2014
Catatan Hujan
Tak ada yang menarik malam ini,
rintikan hujan yang peragu dan juga tetesan yang membasahi buku-buku di kamar
bagai nada-nada yang mengalun pemecah
kesunyian. Tinggalah jari-jari yang menari-nari di atasnya. Hanya sependar cahaya yang tersisa di ruang ini. Dengan Ibu yang terlebih dulu
berbaring sambil terus menarik selimutnya, tak lupa adik yang membungkus
badannya rapat-rapat bagai tokoh kartun serial negeri Sakura. Ah, tak ubahnya
mengulang malam sebelumnya memang. Saya yang terbiasa tidur setelah semua
penghuni rumah terlelap, harus bertemu
sepi lagi, kemudian menjadikannya teman di penghujung malam entah sampai
kapan? Biarpun hari esok adalah money day ( Monday), tetapi saya malah
memilih insomnia menikmati malam sunyi. Memikirkan hal yang seharusnya tidak
lagi dipikirkan, karena tak memiliki hak lagi. Bagaimana bisa saya katakan
demikian?
Langganan:
Postingan (Atom)